Rabu, 12 September 2018

(Review) Mile 22: Laga Panas dengan Plot Loyo namun Tetap Misterius


Pertamakali nonton Trailer Mile 22 di youtube, saya langsung excited untuk segera nonton di bioskop dan ini tidak hanya terjadi pada saya namun terjadi pada kebanyakan orang Indonesia lainnya karena keterlibatan aktor Indonesia dalam film Hollywood. Memang, bukan yang pertama kali aktor Indonesia terlibat dalam proyek Hollywood. Namun, film Mile 22 ini merupakan yang pertama kali menempatkan aktor Indonesia dalam leading role keduanya setelah Mark Wahlberg.

Awalnya saya hunting ticket nonton Mile 22 di Surabaya. Ternyata ticketnya full-booked hanya tersisa di Grand City Surabaya dan di posisi tempat duduk yang kurang strategis alias di raw depan, sedikit kecewa, tapi karena sudah kebelet nonton dan penasaran sama filmnya akhirnya dibeli juga itu tiket sisa. Nah kawan, kalau begitu sekarang kita fokus sama cerita di filmnya ya.

Dok. STX Films

Ketika nonton pertamakali yang disuguhkan adalah alur maju mundur (bingung sih hehehe). Cerita yang ditampilkan seakan menyimpan kemisteriusan sepanjang film. Kalian pasti dibikin penasaran dengan alur yang disajikan. Tidak menutup kemungkinan kalian menebak-nebak dengan persepsi sendiri apa sebenarnya yang terjadi di Film tersebut dan semakin penasaran dimana letak klimas dari film ini.

Menurut saya ini ide cerdas sutradara Peter Berg bikin alur cerita unik yang di luar kebiasaan walapun terkesan loyo karena banyak plot yang ngambang, jadi terasa membosankan karena kelamaan bingung (hahaha) namun tetap apresiasi karya yang membanggakan ini.

Jadi, film ini bercerita soal sebuah unit taktis elit yang disebut Overwatch. Tim beranggotakan 7 orang ini dipimpin sama James Silva (Mark Wahlberg) dan Alice Kerr (Lauren Cohan). Unit ini beroperasi dengan mengabaikan hukum, supaya bisa menjaga Amerika dari ancaman. Mereka punya misi terbaru untuk mengangkut pencari suaka yang juga aset intelijen asing dengan informasi penting bernama Li Noor (Iko Uwais).

Misi pasukan Overwatch diawali di sebuah rumah. Rumah itu nampaknya diisi sama para teroris asal Rusia. Pasukan Overwatch kemudian menyerang rumah itu beserta isinya. Mereka menyandera para "teroris" dan berusaha mengambil data serta benda yang disimpan dalam brankas. Sampai pada akhirnya terjadi baku tembak dan pengeboman rumah tersebut untuk menghilangkan jejak. Dan disana juga terlihat bahwa Mark Wehlberg yang berperan sebagai Silva membunuh seorang anak muda Rusia. Sebelum peluru itu ditembakkan ke arah anak muda Rusia tersebut, dia mengancam bahwa Silva akan menyesal karena membunuhnya.

Sejak kejadian itu 16 bulan kemudian, diceritakan tim Overwatch lagi ada di Indocarr, sebuah negara di Asia Tenggara. Di sana mereka sedang melakukan misi untuk mengambil sebuah bahan peledak super berbahaya yang hilang, yang mereka sebut "fear powder".

Dok. STX Films

Misi terbaru mereka, adalah untuk mengawal seorang informan kunci dalam sebuah misi penting. Mereka harus mengantar Li Noor (Iko Uwais) ke bandara dalam jarak tempuh 22 mil dalam kurun waktu 90 menit dari kedutaan Amerika ke pesawat militer yang sudah menunggu.

Meskipun plot yang loyo dan membingungkan tidak berarti buruk, hanya saja terlihat biasa. Bisa jadi karena dari awal cerita belum sukses menawarkan aspek kisah yang menarik. Sepertinya, Peter Berg seakan memfokuskan pada sosok aktor Indonesianya, Iko Uwais.

Yang buat saya bangga adalah, dalam film Mile 22 terdapat penggunaan bahasa Indonesia di beberapa adegan. Soalnya, jarang sekali ada film Hollywood menggunakan bahasa Indonesia dengan porsi yang cukup banyak. Thanks Sir Peter Berg.

Dok. STX Films

Film ini tergolong tidak biasa memang, sayangnya, hal itu seakan terasa ganjil. Soalnya, film Mile 22 diceritakan berlatar di Asia Selatan dengan sebagian besar cameo-nya berwajah ras Mongolid, tapi bukan wajah Indonesia. Ganjilnya ketika terdapat backsound dari pasukan polisi yang berbahasa Indonesia. Sedangkan, wajah para polisinya bukan wajah Indonesia dan bukan berada di Asia Selatan (PHP nih).

Selain itu, adegan aksi yang disodorkan juga kurang memuaskan. Kebanyakan didominasi sama adegan tembak menembak dan lempar-lemparan bom. Jadi ya, kebanyakan hanya suara ledakan saja.
Sensasi pertarungan intens yang luar biasa menegangkan belum terlihat kongkrit. Bahkan Mark Wahlberg hampir tidak pernah adu jotos secara fisik. Padahal Mark sebenernya bagus buat adegan pertarungan jarak dekat, tapi sayangnya dia hanya dikasih peran sebagai seorang penembak jitu.

Adegan pertarungan yang sedikit menghibur malah datang dari sosok Lauren Cohan. Di sini Lauren memiliki satu scene yang cukup menghibur karena adegan pertarungannya cukup intens. Selain Lauren Cohan yang menyodorkan adegan adu jotos ya siapa lagi kalau bukan  Iko Uwais

Nilai Positifnya adalah, hal itu mendongkrak Indonesia menjadi lebih dikenal dunia. Begitu juga dengan keberadaan Iko Uwais yang sekaligus mengenalkan seni bela diri pencak silat ke dunia. Namun di sisi lain, penggunaan Bahasa Indonesia di film ini seakan kurang cocok. Soalnya, tidak sesuai latar dan deskripsi filmnya.



IKO UWAIS YANG MEMUKAU

Dok. STXFilms

Untungnya, di sela-sela plot yang loyo dan adegan aksi yang kurang memuaskan, muncul Iko Uwais yang berhasil memukau penonton. Aksi Iko bertarung dengan gaya khas pencak silat, berhasil bikin adegan aksi di film ini jadi berkali lipat lebih baik.

Iko Uwais sudah dikenal sebagai aktor martial art Indonesia yang tengah go international. Hal yang jadi inspirasi para aktor-aktris Indonesia untuk memperbaiki kualitas akting. Apalagi, Iko jadi leading role kedua sebagai agen mata-mata bernama Li Noor. Dia berhasil menampilkan aksi secara maksimal.

Iko lagi-lagi ngasih penonton penampilan bertarung ala Iko yang mamuaskan. Walaupun hanya ada 2 scene dimana Iko bertarung, tapi 2 scene itu worth it banget. Keren Abis guys!

Di sela-sela adegan aksi yang didominasi cuman sama tembakan senapan dan ledakan bom, Iko berhasil ngasih kesegaran dengan adegan baku hantam fisik yang berdarah-darah. Sesuatu yang emang kita cari banget di genre action thriller sebenernya.

Yang sangat membanggakan lagi guys, Iko juga jadi koreografer buat adegan-adegan aksi yang ada dalam film ini loh. Membanggakan kan? Memang adegan aksi Iko di sini tidak sebrutal di The Raid. Jadi adegannya masih cukup aman buat kalian yang tidak kuat sama adegan gore. 

Film ini juga dibintangi oleh Mark Wahlberg sebagai James Silva. Boleh diakui, meski Wahlberg jadi pemeran utama, aksinya boleh diadu dengan Iko. Yap, kalian bakal bisa nilai kalau Iko lebih menarik perhatian dibandingkan Wahlberg.

Selain itu, ada Lauren Cohan sebagai Alice Kerr dan Ronda Rousey sebagai Sam Snow. Keduanya berhasil mencitrakan diri sebagai agen cewek yang badass. Enggak hanya punya tampang penuh pesona, aksinya di film Mile 22 bikin kalian salah fokus. Ditambah, ada Lee Chae-rin alias CL, mantan personel girl band 2NE1. Maknyuuss pokoknya!

Dok. STX Films

Visual yang ditampilkan layaknya film-film agen rahasia lainnya. Kurang terlihat efek visual yang bombastis. Meski begitu, masih ada beberapa adegan dengan efek yang bikin kalian berkata “Wow”. Sedangkan efek suara juga tidak ada yang terasa spesial. Namun, bukan berarti tidak bagus. Sebenarnya, daya tarik utama film Mile 22 adalah keberadaan Iko Uwais. Yes It is true.

Kabarnya, film ini bakal dibikin trilogi. Karena di akhir Film semua Tim Overwatch banyak yang gugur kecuali Silva alias Mark Wehlberg, di adegan tersebut Silva merasa dibodohi dan tertipu oleh Li Noor alias Iko Uwais, sepertinya akan ada pembalasan dari Silva kepada Li Noor atau sebaliknya mereka bisa jadi menjadi satu tim. Entahlah! Jadinya, buat kalian penggemar film laga, mata-mata, pasukan khusus, dan penggemar Iko, kalian harus nonton film ini.


x

Rabu, 05 September 2018

VIRUS VENEZUELA: HARUSKAH BANGSA INDONESIA MENGALAMI HAL SERUPA?

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Yuda yang sudah memposting tulisan ini di Facebook yang juga memperoleh dari sumber lain. Saya posting di blog ini selain sebagai koleksi juga yang tidak kalah penting adalah pengingat bagi kita semua agar tetap bekerja keras, disiplin, mandiri dan produktif tanpa harus bergantung penuh kepada pemerintah. Sebelum kehancuran itu menjadi keniscayaan.

SELAMAT MEMBACA...!

Memahami ekonomi suatu negara sebenarnya tidak susah-susah amat. Rumusnya sederhana. Mereka yang malas dan tidak produktif, meski terlahir kaya-raya, sekali waktu akan jatuh miskin.
Sebaliknya, mereka yang awalnya miskin, bisa menjadi kaya raya. Asalkan dengan kerja keras dan hidup produktif.

Saat berita jatuhnya ekonomi Venezuela disertai melambungnya harga-harga barang tayang di berbagai media, saya kebetulan sedang di Kota Surgut.
Tepatnya di Provinsi Khanty Mansi, Siberia bagian barat, tiga jam perjalanan dari Kota Moskow, Rusia.
Kota yang dulunya kaya minyak. Kini mulai meredup. Lampu-lampu kota mulai banyak yang mati. Taman-taman kota mulai ditumbuhi ilalang. Universitasnya pun hampir tutup. Sebab mahasiswanya hampir habis. Persis situasi di Venezuela.

Sama dengan Venezuela, Surgut pernah kaya-raya. Wilayah ini perna memproduksi 70 persen minyak Rusia. Sekitar tujuh juta barel per hari.
Sebelum hancur lebur ekonominya seperti sekarang, dulunya Venezuela juga adalah negara kaya. Industri minyak Venezuela terbesar ke-3 di dunia.
Soal produksi minyak, negara ini hanya kalah dari Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia).

Perusahaan minyak Inggris British Petroleum pernah mengeluarkan rilis menarik. Venezuela memiliki cadangan minyak bumi sebesar 297 miliar barel. Sementara, Arab Saudi hanya punya 265 miliar barel. Bagaimana warganya tidak akan berpesta, minyak buminya begitu melimpah ruah.
Negara ini tak hanya kaya akan wanita-wanita cantik. Tapi, juga oleh sumber daya alam yang melimpah.

Merasa sangat kaya, negara ini memanjakan warganya dengan rupa-rupa subsidi. Ada warga sampai lupa, jenis subsidi apa saja yang dia terima dari negara.
Mirip anak orang kaya, warga Venezuela terus dimanjakan. Dibelikan barang-barang mewah berupa macam-macam subsidi oleh orang tuanya, yang bernama negara atau pemerintah. Pemerintah menyubsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara paripurna. Harga BBM di sana pernah mencapai US$ 1 sen per liter. Sekitar Rp 140 per liter. Lebih murah dari sebutir permen Relaxa. Bandingkan dgn harga bensin di Indonesia yg mencapai Rp 6.500 (premium) hingga Rp 8.900 (pertamax).

Tak hanya BBM, pemerintah Venezuela juga menyubsidi gas, kesehatan, perumahan, listrik, hingga makanan. Klinik-klinik kesehatan dan rumah sakit dibangun dimana-mana. Gratis. Sebab, operasionalnya dibayar oleh negara.
Gara-gara subsidi ini, mantan Presidennya Hugo Chavez dan wakilnya Nicolas Maduro, si mantan supir truk, sukses memangkas angka kemiskinan.
Dari 60% menjadi 30%.  Sebab itu, Chavez dipuja bak dewa.

• Produktifitas Rendah

Tapi disitulah malapetaka berawal. Ketika negara dan warganya ternina bobo dengan kekayaan. Kutuk sumber daya alam itu datang dengan sendirinya. Tanpa diundang. Bak anak orang kaya, warga Venezuela juga hidup dengan kemanjaan. Sekaligus dengan produktifitas yang sangat rendah. Merasa kaya, hidup warganya cuma berfoya-foya. Produktifitas pekerja Venezuela merupakan salah satu yang terendah sedunia.
Di periode 2014-2016, produk domestik bruto (PDB) Venezuela terkontraksi masing-masing sebesar 4%, 6%, dan 18% (IMF, April 2017).

Disaat produktifitas rendah, Inflasi melonjak. Mengutip The Economist, Kamis (8/2/2018), banyak ekonom dan bankir bilang, Venezuela tak lagi hanya inflasi. Tapi Venezuela sudah hiperinflasi.
Istilah ini menunjukkan harga konsumen naik setidaknya 50 persen dalam sebulan.

Celakanya lagi, disaat warganya “berpesta” menikmati subsidi, negara mengelola perusahaan negara atau BUMN secara ugal-ugalan pula.
Di Venezuela, BUMN merupakan pundi-pundi utama untuk menghasilkan anggaran negara yang akan disubsidikan ke rakyat. Sektor swasta mati kutu. Tak berdaya.

Kenapa? Sebab di zaman Chavez, semua perusahaan swasta dari usaha kecil sampai perusahaan kakap dicaplok oleh negara dan negara merasa cukup cakap untuk untuk berbisnis.
Guna memuluskan agenda sosialismenya. Perusahaan listrik, PAM, telepon, hotel, semen, makanan, peternakan, pertanian, perbankan, media, tambang, konstruksi, dan sebagainya sampai usaha kecil diambil oleh negara dan kemudian dikelola secara ugal-ugalan oleh pemerintah.

Parahnya lagi, BUMN-BUMN dipaksa wajib menyerap semua warga untuk menjadi karyawan.
Kata Chaves, kebijakan ini untuk mengatasi pengangguran, meski tanpa rekrutman yang profesional. Warga dalam sekejap menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) semua. Mereka digaji besar plus mendapat macam-macam subsidi, demi menciptakan keadilan sosial ala sosialisme.

Celakanya lagi, sebab dikelola ugal-ugalan tadi diatas, BUMN minyak yang menjadi tumpuan pundi-pundi negara kemudian jatuh bangkrut. Padahal, sebanyak 95% pundi-pundi negara berasal dari laba ekspor minyak BUMN minyaknya.

Besar pasak daripada tiang. Begitulah Venezuela. Rakyatnya terus berfoya-foya dan berpesta. Sebab, mereka dimanja oleh subsidi dan gaji besar. Sementara, pemerintahnya gagal mengelola bisnis negara yang namanya BUMN. Anggaran negara terus membengkak, pemasukan semakin tipis.
Bahkan disaat harga minyak sedang naik pun, APBN-nya tetap defisit sampai 20 persen. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya 2 persenan.

Untuk menutup defisit, negara akhirnya ngutang. Sayangnya, utangnya tidak pakai untuk membiayai sektor-sektor produktif, seperti infrastruktur misalnya.
Utangnya malah dipakai untuk mensubsidi rakyatnya yang terbiasa berfoya-foya. Bagaimana tidak berfoya-foya, semua bisnis dan perusahaan sudah diambil pemerintah. Lagi pula negara begitu berbaik hati, dengan mengobral subsidi. Warga Venezuela bermasa bodoh saja. Sebab yang mereka urus bukan bisnis (perusahaan) sendiri. Tapi punya pemerintah.

Saat ini, Venezuela masuk dalam jajaran negara termiskin di dunia. Tahun ini, IMF memperkirakan inflasi di Venezuela akan mencapai satu juta persen.
Mata uang Bolivar Venezuela ambruk nilainya. Hampir tidak berharga.
Untuk membeli US$ 1 dibutuhkan 6,3 juta Bolivar. Setara dengan mata uang dolar Zimbabwe pada era Robert Mugabe. Demikian susahnya, untuk membeli roti saja, warganya mesti berbelanja ke negara tetangganya Bolivia. Sebagian warga Venezuela telah hijrah ke negara tetangganya untuk mencari penghidupan.

Dari kasus Venezuela, kita tak hanya belajar akan bahaya suatu sistem sosialisme yang teramat sempit dan ekstrim utk diterapkan. Namun juga pentingnya produktifitas baik bagi warganya maupun oleh negara. Negara menjadi kaya dan makmur tak tergantung lagi pada kekayaan sumber daya alamnya. Kemakmuran akan datang dengan sendirinya bila masyarakat dan negaranya produktif, meski ditengah miskinnya sumber daya alam.

Tengoklah Jepang, Singapura, Taiwan, Korea dan negara-negara Skandinavia.
Di Finlandia, negara ini warganya bekerja hanya sekitar tiga jam dalam sehari. Tetapi kenapa negara ini sangat makmur? Selain idiologi dan system ekonominya bagus, warganya hidup produktif dan memiliki etos kerja, serta memiliki tabiat hidup yang baik.

*Rizal Calvary Marimbo*

Kamis, 14 Juni 2018

FITRIKAH KITA? : Renungan Akhir Ramadhan Menyambut Idul Fitri



Di penghujung Ramadhan ini perasaan bahagia dan sedih bercampur baur dalam gumpalan darah yang disebut HATI. Banyak dari mereka orang yang beriman dan bertakwa Kepada Allah SWT merasa sedih dan kehilangan karena akan ditinggal oleh bulan yang sangat mulia, namun tidak sedikit dari mereka yang riang gembira karena penderitaan menahan lapar dan nafsu akan berakhir atau mungkin bahagia karena mereka bisa merayakan dengan segala sesuatu yang baru. Namun itukah arti menjalankan ibadah Puasa Ramadhan?

Kawan...
Masih pantaskah kita ber-euforia
Sedangkan masih banyak dari saudara kita yang bersedih karena mereka merayakan tanpa sanak famili.

Kawan...
Masih pantaskah kita berbangga hati dengan apa yang kita miliki
Sedangkan masih banyak saudara kita yang kebahagiaannya dibelenggu tirani.

Mungkin diantara kita ada yang merasa sedih karena lebaran tak bertemu keluarga tercinta. 

Mungkin diantara kita ada yang merasa tidak beruntung karena sudah kehilangan orang tua. 

Mungkin diantara kita ada yang merasa kecewa hanya karena tidak berdaya untuk merayakan hari kemenangan. 

Mungkin diantara kita masih banyak yang merasa kekurangan atas nikmat yang Allah SWT berikan.

Sadarkah kita kawan... 
Masih ada lebih 8 juta orang di ambang kelaparan, 1 juta kasus kolera dan lebih dari 3 juta pengungsi internal akibat perang di Yaman. 

Masih pantaskah kita mengeluh...
Sementara ribuan saudara Rohingya kita hidup tanpa kepastian dibawah tekanan dan kelaparan.

Masih tidakkah kita bersyukur...
Ketika ribuan anak meninggal, banyak dari mereka teriak ketakutan dan kelaparan di jalur Gaza Palestina.

Masih pantaskah kita bermimpi syurga jika di hati kita kurang bersyukur atas nikmat Allah yang tidak terhingga.

Fitrikah kita kawan...???

Banyak dari kita berfikir telah banyak berbuat kebaikan dan menghabiskan jutaan bahkan miliaran untuk berbuat kebaikan selama Ramadhan, namun banyak dari kita belum sadar apakah amal baik kita diterima? Karena tidak sedikit dalam hati kita terbersit sifat Ujub (sombong), riya' (mengharap pujian), dan iri-dengki. Sehingga kita perlu introspeksi kawan.

Salah seorang Ulama dan Imam besar, Ibnu Rajab berkata, “Para ulama salafush sholih biasa bersungguh-sungguh dalam menyempurnakan amal dan bersungguh-sungguh ketika mengerjakannya. Setelah itu, mereka sangat berharap amalan tersebut diterima dan khawatir bila tertolak. Merekalah yang disebutkan dalam ayat,

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang penuh khawatir, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka” (QS. Al Mu’minun: 60).”

Kawan ku, ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Mereka para salaf begitu berharap agar amalan-amalan mereka diterima daripada banyak beramal. Bukankah engkau mendengar firman Allah Ta’ala,

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”

Malik bin Diinar mengatakan, “Tidak diterimanya amalan lebih kukhawatirkan daripada banyak beramal.”

Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata, “Saya menemukan para salaf begitu semangat untuk melakukan amalan sholih. Apabila telah melakukannya, mereka merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.”

‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkhutbah pada hari raya Idul Fithri, “Wahai sekalian manusia, kalian telah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fithri. 

Dikatakan  kepada mereka, “Sesungguhnya hari ini adalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telah diperintahkan oleh Rabbku untuk beramal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak.”

Pertanyaan besar bagi kita semua. 

Yakinkah kita amalan di bulan ini diterima...?

Yakinkah kita Shalat tarawih yang dilakukan setiap malam diterima... ?

Yakinkah kita Tilawah Al Qur’an setiap malamnya diterima... ?

Yakinkah kita Sedekah dan buka puasa diterima... ?

Atau mungkin masih banyak diantara kita dan termasuk saya yang ibadahnya masih jauh dari sempurna, Tarawihnya masih bolong dan mungkin tidak sempat Tarawih karena tidak mau menyempatkan, mungkin diantara kita masih puasa hanya menahan lapar dan dahaga atau bahkan tidak berpuasa. Kemudian Hari Raya Idul fitri yang merupakan Hari Kemenangan apa maknanya? Apa yang telah kita menangkan?

Saat ini hanya tangis dan tetes airmata yang Berdera penuh penyesalan akan kealapaan yang kita lakukan. Kita hanya bisa berharap,  memohon ampun dan perbanyak do’a, moga Allah menerima setiap amalan kita di bulan Ramadhan dan memperjumpakan kita kembali dengan bulan penuh barokah ini. Agar kita terus bisa memperbaiki diri yang hina ini.

Kita tidak bisa menyombongkan kebaikan  dan amal ibadah kita selama ramadhan, jika kita sendiri tidak pernah tau apakah amalan kita diterima oleh Allah swt. Karena hanya amal ibadah yang sungguh-sungguh orang bertakwa yang Allah SWT akan terima.

Selamat Jalan Ramadhan

Wahai kawan-kawanku yang dihormati Allah, bulan Ramadhan akan segera meninggalkan kita.

Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat, mungkin tertinggal penyesalan dan dosa.

Jika diantara kalian telah melakukan kebaikan, mari kita sempurnakan.

Mungkin jika diantara kita malah sebaliknya, maka tidak ada kata terlambat untuk bersama memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa. Karena ingatlah amalan itu dinilai dari akhirnya.

Jangan jadikan diri kita yang melakukan amalan sholih hanya ketika Ramadhan tiba namun sebuah perubahan nyata dengan tindakan mulia yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya di hadapan Al Malikul ‘Alam (Sang Penguasa Hari Pembalasan).

Mari kita lepaskanlah kepergian (bulan Ramadhan) dengan ucapan salam yang terbaik dan perubahan yang positif.

Wahai bulan Ramadhan.

Berikanlah belas kasihmu, sementara air mata kami mengalir dengan deras akibat kepedihan perpisahan dengan bulan mulia.
Ramadhan, semoga detik-detik perpisahan akan memadamkan api kerinduan yang membara.

Ramadhan, semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang kami lakukan.

Ramadhan, semoga pula mereka orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan bersama Merajut asa untuk ridho-Nya.

Saying See you Ramadhan Kareem instead of Goodbye and Welcome Eid Mubarak 1439 H. May Allah grant us all a very blessedful life.

Semoga Kita semua mampu kembali fitri dengan pribadi yang lebih baik dan istiqomah beribadah dengan tulus ikhlas hanya mengharap ridho-Nya. Amin

Jangan lupa bersyukur kawan. 
Karena kita termasuk orang yang beruntung dibandingkan jutaan saudara kita yang tidak bisa merayakan Idul Fitri. 😢

Surabaya, 15 Juni 2018


_______________________
Referensi :

Minggu, 10 Juni 2018

TIG4 3MPAT | Kisah Kemanusiaan di atas Perbedaan

SINOPSIS FILM KEMANUSIAAN
"TIG4 3MPAT"

Adam (Adam Muloh) anak seorang polisi, bapak Iskandar, memiliki cita-cita untuk menjadi seperti bapaknya sejak kecil sampai pada akhirnya dia ikut tes seleksi kepolisian. Ketika proses seleksi Adam bertemu dengan Brigpol. Luthfi (Luthfi Agung Prihadi, S.H.) di Surabaya yang mengenal baik mendiang ayahnya. Itu adalah tahun 2007, saat Adam baru lulus SMA di Probolinggo. Proses seleksi yang ketat dan sangat disiplin sesuai dengan SOP kepolisian membuat Adam, yang memiliki sifat sedikit feminim, tertekan dan gugup. Alhasil, Adam gagal dalam seleksi, dia kecewa dan semakin sakit ketika perkataan Pak Luthfi yang membandingkan dirinya dengan mendiang Ayahnya.

Setelah tahun berganti, Adam pun tumbuh dan merubah identitasnya menjadi sosok Tamara yang telah menjadi pilihan hidupnya serta telah membuatnya nyaman dengan identitas yang selama ini dia tutupi dari orang lain. Tamara yang pintar, baik hati dan  jiwa sosial yang tinggi mendedikasikan dirinya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa dan negara sebagaimana prinsip Tribrata dan Catur Prasetya yang mendiang Ayahnya ajarkan sejak kecil.

Sampai suatu ketika Abin, anak didik privatnya, jatuh sakit dan mengidap penyakit Thalasemia minor (merupakan kelainan pada darah) yang membutuhkan Donor darah dan ternyata golongan darah Abin adalah AB resus negatif yang merupakan golongan darah langka. Sedangkan anggota keluarga Abin tidak ada yang memiliki golongan darah yang cocok kecuali Tamara. Tamara sebagai guru private yang telah menganggap Abin seperti anak sendiri menawarkan diri untuk mendonorkan darahnya. Namun hati Tamara berkecamuk ketika tau bahwa Abin adalah anak dari Brigpol. Luthfi, Polisi yang telah menyakitinya ketika seleksi kepolisian dulu, sehingga Tamara menjadi ragu.
Namun Nilai-nilai luhur Tribrata dan catur prasetya yang mendiang Ayahnya ajarkan kembali membuka hati dan pikiran Tamara untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjunjung tinggi kemanusiaan.

Sejak kejadian itu, Tamara belajar bahwa untuk mengabdi dan membela bangsa ini tidak perlu menjadi seorang polisi karena yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengamalkan Nilai-nilai luhur yang ada. Karena polisi sesungguhnya adalah Mereka yang memiliki nilai dalam dirinya. Akhirnya, brigpol. Luthfi dan Istrinya berterimakasih atas kebaikan yang dilakukan Tamara kepada Abin. Tamara pun kemudian dianggap sebagai bagian dari keluarga tersebut. Sedangkan ajaran yang ditanamkan oleh institusi kepolisian Republik Indonesia terus menjadi inspirasi Tamara dan banyak orang lainnya di Indonesia untuk Terus mengabdi dan menyebarkan Nilai-nilai kebaikan pada sesama demi kedaulatan bangsa dan negara.

BTS - TIG4 3MPAT

Suasana di balik layar proses pembuatan film pendek sederhana untuk meramaikan karya anak bangsa

Kami berkarya untuk menyebarkan pesan perdamaian, persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Mengangkat nilai kemanusiaan dengan penuh kesadaran

Surabaya, 12 Juni 2018

Jumat, 01 Juni 2018

Pancasila: Benarkah dilahirkan atau hanya reinkarnasi?

Kitakah Pancasila ?
Kitakah Indonesia ?

Indonesia sebagai negara penganut demokrasi dan berdaulat sejak 1945 ketika Indonesia memilih untuk merdeka BUKAN dimerdekakan. Maknanya adalah bahwa sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang menyerukan 'Kemerdekaan adalah hak segala bangsa" sebagai komitmen bangsa kita untuk mengecam segala bentuk penindasan dan penjajahan. Kemerdekaan Indonesia bukan sebuah hadiah yang diperoleh atas pemberian dan belas kasih pihak lain  melainkan sebuah perjuangan dan pengorbanan berdarah selama lebih dari 3 abad. 

Indonesia telah banyak belajar arti sebuah kesetiaan dan kejujuran dalam perjuangan, Indonesia telah ditempa dan dihadapkan dengan berbagai macam tirani yang menjadikan kita Indonesia bangsa yang kuat, namun tidak sedikit dari kita,  Warga Negara Indonesia, belum sepenuhnya mampu memaknai Nilai-nilai luhur bangsa ini. Sehingga menjadi urgen untuk flash back sejarah bagaimana Pancasila lahir dan menjadi azas negara terbesar keempat di dunia dengan total populasi lebih dari 260 juta jiwa.

Sebagaimana Ir. Seokarno, Presiden pertama dan Sang Proklamator, katakan "Sekarang banyak prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima bilangnya. Namun bukan panca dharma, tetapi saya namakan ini dengan dengan petunjuk seseorang teman ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi."

Oleh karena itu, Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut. Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur nasional.

Tentu kita tahu bahwa Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara yang kita cintai ini, Indonesia. Pancasila di ambil dari bahasa Sanskerta: pañca yang berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas atau dasar. Pancasila disusun dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai pedoman kehidupan untuk kita rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adapun kelima sila dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hari Pancasila merupakan hari lahirnya Pancasila sebagai satu-satunya ideologi dan dasar negara yang hanya dimiliki oleh Indonesia di dunia ini. Pancasila adalah kebanggaan negeri dan rakyat Indonesia.
Pancasila itu keberagaman, keberagaman yang merupakan refleksi bangsa yang heterogen. Keunikan yang dihormati bahkan disegani oleh dunia. Saya Indonesia. Saya Pancasila. Tidak ada lagi tawar-menawar.

Dengan lahirnya Pancasila, kita memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan cita-cita luhur pendiri bangsa, jangan sampai pancasila hanya menjadi legenda semata yang dewasa ini sudah mulai luntur karena isu radikalisme, terrorisme dan separatisme yang seakan-akan lupa perjuangan para pahlawan kita. Sehingga Pancasila seakan perlu bereinkarnasi menjadi wajah baru dengan nilai yang sama untuk kita perkenalkan kembali kepada generasi Milenial agar kelak mereka memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan tidak mudah diprovokasi oleh ajaran dan paham yang ingin memecah belah bangsa ini.

Kita harus sadar akan keberagaman kita,  meskipun beda Agama, beda Bahasa, beda Warna Kulit, Tapi tetap satu dalam Jiwa Indonesia dan Semangat Pancasila.
Mari bersama kita tangguhkan semangat kebhinnekaan. Jaga kesatuan dan persatuan NKRI. Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila itu ideologi bangsa dan negara. Ideologi bangsa untuk semua, bukan golongan tertentu saja. Ideologi kita yang satu dan mempersatukan kita yang berbeda-beda.

Mari jadikan Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila, kita dimampukan untuk semakin membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan internalisasi Nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Lewat Pancasila, kita yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa dan agama dapat bersatu dalam satu atap, Indonesia. Saya atas nama Rakyat Indonesia mengucapkan Selamat Memperingati Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2018.

Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
NKRI Harga Mati!!! 


Pare, 01 Juni 2018

Jumat, 13 April 2018

Film Mengupas Keberagaman - Pijar Merah Putih



SINOPSIS PIJAR MERAH PUTIH A Film by Mujiburrohman Afzan adalah bocah pesisir Muslim berusia 9 tahun ditinggal mati Ibunya sejak berusia 5 tahun dan hanya hidup berdua dengan Ayahnya. Kemiskinan bersahabat dekat dengan mereka. Sejak kematian ibunya sang Ayah sering sakit-sakitan sehingga Afzan harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga. Suatu ketika, Afzan berjalan menyusuri pinggiran kota melintasi Gereja, Afzan tersandung ketika hendak memungut uang receh yang menyebabkannya terjatuh. Sekelompok umat Kristiani yang baru saja keluar dari Gereja dan kebetulan menyaksikan kejadian itu spontan menolong Afzan serta memberinya uang untuk berobat. Tiba-tiba seorang Muslim ekstrimis datang untuk membantu si Afzan, namun ketika si Muslim ekstrimis mengetahui Afzan menerima uang dari non-Muslim, sontak dia marah karena dalam tasawwuf Islam, tidak boleh (untuk kehati-hatian) menerima pemberian dari non-Muslim demi menjaga aqidah, sehingga percekcokan tak terelakkan. Untungnya Polisi datang dan menengahi percekcokan antara si Kristiani dan si Muslim Ekstrimis. Hal ini juga terbantu dengan hadirnya seorang Muslim moderat yang berusaha memberi pemahaman sesuai ajaran Islam. Setelah semuanya diajak Pak Polisi untuk memprioritaskan Afzan yang terluka, akhirnya permasalahan dibicarakan baik-baik di rumah Afzan. Setiba di rumah Afzan semua mata terpaku dan tercengang prihatin melihat kondisi rumah Afzan dan dia sebagai tulang punggung keluarga karena Ayahnya sedang sakit paru-paru parah. Kenyataan tentang kemiskinan yang menimpa Afzan dan Ayahnya adalah salah satu dari sekian banyak persoalan bangsa di Indonesia yang perlu diselesaikan bersama terlepas dari hanya sekedar memperdebatkan perbedaan. Dengan ketegasan dan kebijaksanaan Pak Polisi dalam menengahi dan menyikapi persoalan yang ada dengan mengusung nilai Kebhinnekaan dan Ajaran Belas Kasih di setiap agama, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan lebih memprioritaskan sisi kemanusiaan mereka untuk menolong sesama demi bangsa Indonesia yang berdikari. Talent : A. Iqbal Yuliansyah BRIGPOL. Luthfie Agung Ali Al Habsy Produced by MASA Production SMK Nurul Jadid Paiton

Rabu, 07 Maret 2018

Statement of Interest | YSEALI Critical Thinking in Classrooms Regional Workshop



 

Hello people of the world!
How are you? I hope all of you are in a good mood and shape.

In this occasion, I am going to tell you about a program I am applying to, that is (as above-mentioned at this post title) YSEALI Critical Thinking in Classrooms Regional Workshop, if you are curious (read Kepo) just feel free to visit its official website to find out https://asiafoundation.org/2018/02/13/yseali-critical-thinking-classrooms-regional-workshop-thailand-now-accepting-applications/ 

Generally, The Asia Foundation is accepting applications for the Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Critical Thinking in Classrooms Regional Workshop sponsored by the U.S. Department of State through the U.S. Embassy in Bangkok. This regional workshop will take place from May 21-26, 2018 in Bangkok, Thailand, and bring together 60 participants from ASEAN countries.

Launched in 2013, the YSEALI is the U.S. Department of State’s signature program to strengthen leadership development and networking in Southeast Asia. Through a variety of programs and engagements, YSEALI seeks to build the leadership capabilities of youth in the region, strengthen ties between the United States and Southeast Asia, and nurture an ASEAN community of leaders who work across borders to solve common issues.

The objective of this workshop in Bangkok is to challenge and inspire participants to learn about and advocate for critical thinking skills in the classroom, to address education gaps, social challenges, disinformation, and fake news. By achieving this objective, the project will contribute to ASEAN efforts to reform government education systems to include a stronger emphasis on critical thinking, and skills that will be critical for full engagement in the digital economy, which will contribute to future innovation and economic growth in ASEAN countries. The conference will serve as a platform for emerging young leaders from ASEAN countries, to meet with leading experts on critical thinking in classrooms, and learn about strategies for reforming education, and interpreting false and conflicting online information.

The workshop will provide an opportunity for participants to work together to develop possible solutions to educational and social challenges, and address problems associated with disinformation and fake news. As a follow-on component, the program will support selected participants to implement projects and/or share lessons learned with governments, educational development institutions, community organizations, or youth groups upon their return home.

All program and travel costs including flight/transportation, meals, and accommodation will be covered. Please note that only flights within the 10 ASEAN countries are eligible; additional costs are the responsibility of participants.

Every applicant is instructed to make Statement of Interest which asks you to write 300-400 words (around 2500 characters) essay explaining why do you want to participate in this YSEALI program, your expectation and your plan upon returning to your country. 

You will also be asked to provide a link to your Video Clip (approximately 3 minutes)
introducing yourself and presenting your essay content on why do you want to participate in this YSEALI program, your expectation and your plan upon returning to your country. If you want to kindly visit my video link at my YouTube Channel related to this program, here you go https://youtu.be/h9w14t8xeRk


Don't hesitate to hit SUBSCRIBE - LIKE - COMMENT for free my YouTube Account after watching the video of before it :D

For my essay explaining Statement of Interest as written below:

Statement of Interest
In Indonesia, especially in rural and remote areas, children do not get adequate education quality for nurturing their character. They live in the midst of the doctrine and stigma of society that are not necessarily true and good for their growth. Children live in society’s rules and pressures that imprison their creativity and character in expressing ideas. Most Indonesians have not been able to understand the concept of critical thinking well, they are worried about their children if being taught critical thinking because they assume children will become critical and protest their parents (that's what happened to me personally during my childhood). They only grow physically but not mentally and psychologically, as a result when they become teenagers and get older are not prepared for dealing with life problems either social, financial or cultural which will lead them into frustration and depression.
Recently there have been many cases concerning mental or physical violence, immorality and even up to persecution cases perpetrated by adults and even parents and pupils to teachers at school. This happens because of the social gap that was triggered by unequal education quality. As a teacher who not only teaches at school but also volunteers in social organization I founded in the coastal area of ​​my village, I feel compelled to help my students change their way of thinking to be open-minded to differences and learn to deal with problems well.
This year, 2018, I started leading as the head of management and development at the Education Bureau in one of the largest pesantren in East Java, Indonesia with a total of 13,000 students from various tribes and cultures and even countries (e.g Thailand and Malaysia) whose responsibility is to form a good personality. Therefore the need for well-thought planning and concept design is undeniable to produce the right targeted decision, because I believe that success to plan means we plan the success itself as if we have done half-way, the rest is its implementation of the program. In this case critical thinking becomes truly fundamental, important and urgent in decision-making to improve the quality of future generations. I believe that education is the basic foundation in building a better civilization of the nation.
Additionally, I intend on participating YSEALI Critical Thinking Workshop and I believe that this program while making me uniquely suited to approach critical thinking concept and best practices from interdisciplinary perspective.

Thank you guys for visiting my blog. Hopefully you are inspired and have a great day.
Feel Free to give comment below and Follow my Blog :D

Best Regards,

MUJIB