Kakawin Sutasoma - Indonesia Space Research
Mungkin masih banyak di antara
kita yang belum mengenal betul asal muasal Bhinneka Tunggal Ika, sebuah slogan
yang fenomenal dan selalu menjadi rujukan serta pengingat kita untuk tetap
bersatu dalam keberagaman bangsa ini. Dalam artikel kali ini, saya telah
mengutip dari berbagai referensi yang mengupas tentang Asal Muasal Bhinneka
Tunggal Ika. Enjoy Reading Everyone...!
Indonesia punya semboyan 'Bhinneka
Tunggal Ika' yang memiliki arti 'berbeda-beda tetapi tetap satu'. Semboyan itu
menjadi moto bangsa Indonesia yang melambangkan persatuan di tengah keberagaman
Indonesia.
Sebenarnya frasa 'Bhinneka
Tunggal Ika' telah tercipta jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan penciptanya
pun bukan seorang pejuang kemerdekaan.
'Bhinneka Tunggal Ika' adalah
sebuah frasa yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma. Kakawin sendiri berarti
syair dengan bahasa Jawa kuno.
Kakawin Sutasoma merupakan
karangan Mpu Tantular yang dituliskan menggunakan bahasa Jawa kuno dengan
aksara Bali. Diketahui, Kakawin Sutasoma dikarang pada abad ke-14.
Dalam sebuah teks yang tercantum
di Kakawin Sutasoma, dikatakan Buddha dan Siwa berbeda, tetapi dapat dikenali,
sebab kebenaran Buddha dan Siwa adalah tunggal. Berbeda tetapi tunggal, sebab
tidak ada kebenaran yang mendua.
Kutipan frase Bhinneka Tunggal
Ika terdapat dalam petikan pupuh 139 bait 5 pada Kakawin Sutasoma, yang
petikannya sebagai berikut: “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki rakwa
ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”.
Artinya adalah “Konon Buddha dan
Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah
bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.
Terpecahbelahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam
kebenaran.
Hiasan emas dari masa Majapahit yang
menggambarkan Sutasoma digendong Kalmasapada
Bila diterjemahkan tiap kata,
Bhinneka punya arti 'beraneka ragam'. Kata tunggal berarti 'satu' dan ika
berarti 'itu'. Sehingga, bila mengacu berdasarkan arti secara harfiahnya,
'Bhinneka Tunggal Ika' memiliki arti 'beraneka ragam itu satu'.
Kakawin Sutasoma yang dipamerkan
telah dituliskan kembali di atas daun lontar berukuran 40,5 X 3,5 cm pada tahun
1851 dengan isi 182 halaman dan tiap halamannya ditulis dalam 4 baris. Namun,
tak diketahui siapa yang menuliskan ulang Kakawin Sutasoma tersebut, karena
tidak ada petugas yang bisa ditanya perihal informasi lengkap kakawin tersebut.
Thanks for visiting...:D
Sumber:
1. https://news.detik.com/berita/d-3519151/melihat-kitab-sutasoma-asal-muasal-bhinneka-tunggal-ika
2. http://lifestyle.bisnis.com/read/20170605/230/659442/kitab-inspirasi-bhinneka-tunggal-ika-karya-mpu-tantular-dipamerkan-di-museum-nasional
Thanks for visiting...:D
Sumber:
1. https://news.detik.com/berita/d-3519151/melihat-kitab-sutasoma-asal-muasal-bhinneka-tunggal-ika
2. http://lifestyle.bisnis.com/read/20170605/230/659442/kitab-inspirasi-bhinneka-tunggal-ika-karya-mpu-tantular-dipamerkan-di-museum-nasional
Komentar
Posting Komentar