Indonesia menempati urutan ketujuh dengan jumlah penduduk perokok terbesar di dunia dengan Persentase mencapai 39.9 % atau sekitar 57 juta perokok aktif.
Tingginya konsumsi rokok ditengarai bahwa Indonesia sebagai salah satu produsen
rokok dengan budaya masyarakat gemar merokok, terutama kaum laki-laki.
Banyaknya iklan rokok, promosi besar-besaran serta kurangnya
larangan mengonsumsi rokok di tempat umum memperparah keadaan, di mana asap
rokok lebih membahayakan perokok pasif yang sudah membunuh lebih dari ratusan
bayi prematur setiap tahunnya
Data dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance
(SEATCA) yang berjudul The Tobacco Control Atlas ASEAN Region, menunjukkan
persentase remaja Indonesia berusia 13-15 tahun atau 19,4% adalah perokok.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di negara ASEAN disusul Malaysia dengan
14,8% dan Filipina sebesar 14,5%.
Berdasarkan Riset dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) dari total 70 Juta anak-anak Indonesia 37% atau setara dengan 25,9 juta
anak adalah perokok. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus mengalami kenaikan
setiap tahunnya jika tidak ada tindakan pencegahan.
Sebagaimana dilansir dari
kompas.com Cukai Rokok Sumbang Rp 153 Triliun ke Kas Negara pada tahun 2018.
Dilemma memang, namun sebagaimana dirilis oleh CNN Indonesia tahun 2017 Rokok Bikin Ratusan Triliun Hangus untuk
Biaya Kesehatan.
Ya, Rokok memang Penyumbang Devisa namun
secara bersamaan juga penyebab Kerugian Negara di sektor Kesehatan.
Fakta-fakta yang
diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO adalah
· Tembakau
membunuh hingga setengah dari penggunanya.
· Tembakau
membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Lebih dari 7 juta kematian
tersebut adalah perokok aktif, sementara sekitar 1,2 juta adalah perokok pasif.
· Lebih dari
80% dari 1,3 miliar pengguna tembakau dunia tinggal di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah.
Saat ini, kita semua tidak bisa tinggal diam. Kita harus bertindak. Dunia tidak boleh menghasilkan generasi yang selalu tertipu oleh kebohongan industri tembakau, yang berpura-pura mempromosikan kebebasan dalam pilihan pribadi yang menjanjikan keuntungan abadi namun faktanya jutaan orang harus membayar dengan nyawa karena ketamakan untuk devisa dan keuntungan belaka.
In the
end of the day, the choices are in our hand. Now you choose yours!
Klil link video : https://www.youtube.com/watch?v=RthMG1FAwdE
Komentar
Posting Komentar