Langsung ke konten utama

CARA PEMBUATAN HAND SANITIZER DARI BAHAN ALAM MURNI


CARA PEMBUATAN HAND SANITIZER DARI BAHAN ALAM MURNI "DASI JENI" (Daun Sirih & Jeruk Nipis) Merebaknya isu virus corona COVID-19 membuat publik merespon dengan sikap yang beragam. Di Indonesia, pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus corona yang menjangkit dua warga depok, sontak masker dan hand sanitizer menjadi langka di pasaran. Kelangkaan dua barang tersebut membuat masyarakat panik, meskipun ada harganya melambung tinggi dan sangat tidak terjangkau sehingga melahirkan kepanikan yang kian memburuk. Oleh karena itu, sebagai santri kami berupaya untuk membuat Hand Sanitizer sendiri dari bahan alami yaitu herbal, selain murah dan sangat mudah didapat. Hand sanitizer yang kami buat diberi nama DASI JENI merupakan kepanjangan dari Dauh Sirih dan Jeruk Nipis. Bahan: 50 gram daun sirih hijau Air Jeruk nipis 20 ml Air Mineral 40 ml ekstrak sirih 5-10 ml air jeruk nipis Air Minerla 100 ml Proses Pembuatan: 1. Daun sirih dicuci dan ditiriskan, 2. Daun Sirih dipotong kecil dan timbang 50 g, 3. Masukkan daun sirih yang sudah dipotong ke wadah dan tambahkan air matang sejumlah 200 - 300 ml sampai sirih terendam. 4. Siapkan panci berisi air. Letakkan diatas kompor. Nyalakan api kecil 5. Masukkan wadah berisi sirih dan air matang tadi ke dalam panci berisi air tersebut. 6. Panaskan pada suhu 90 derajat celcius selama 30 menit 7. Dinginkan rebusan daun sirih kemudian disaring. 8. Tambahkan air sampai 200 ml 9. Untuk pembuatan 300 ml hand sanitizer tambahkan jeruk nipis 10. Campur rata, saring dengan saringan dan masukkan ke dalam botol semprot Semoga Bermanfaat dan Selamat Mencoba ! Karya SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO JAWA TIMUR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Kitab' Sutasoma, Asal Muasal 'Bhinneka Tunggal Ika'

Kakawin Sutasoma - Indonesia Space Research Mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengenal betul asal muasal Bhinneka Tunggal Ika, sebuah slogan yang fenomenal dan selalu menjadi rujukan serta pengingat kita untuk tetap bersatu dalam keberagaman bangsa ini. Dalam artikel kali ini, saya telah mengutip dari berbagai referensi yang mengupas tentang Asal Muasal Bhinneka Tunggal Ika. Enjoy Reading Everyone...! Indonesia punya semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' yang memiliki arti 'berbeda-beda tetapi tetap satu'. Semboyan itu menjadi moto bangsa Indonesia yang melambangkan persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Sebenarnya frasa 'Bhinneka Tunggal Ika' telah tercipta jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan penciptanya pun bukan seorang pejuang kemerdekaan. 'Bhinneka Tunggal Ika' adalah sebuah frasa yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma. Kakawin sendiri berarti syair dengan bahasa Jawa kuno. Kakawin Sutasoma merupakan karangan Mpu T...

CANDI JABUNG: PENINGGALAN RAJA HAYAM WURUK, RAJA MAJAPAHIT

RAJA Hayam Wuruk yang bergelar Sri Raja sanagara naik takhta kerajaan Majapahit di usia belia, yakni 16 tahun. Informasi yang di himpun dari berbagai sumber menyebutkan, Empu Prapanca dalam kitabnya Negarakertagama mengatakan wilayah Majapahit sangat luas. Pada masa Hayam Wuruk, kebudayaan dan kesusastraan berkembang pesat. Sejumlah candi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan  di bangun. Misalnya, Candi Penataran, Candi  Tikus, Candi Sawentar, dan Candi Bujang Ratu. Termasuk Candi Jabung yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo. Dikisahkan, beberapa bulan setelah dinobatkan menjadi raja, Hayam Wuruk berniat mengunjungi wilayah kekuasaannya di timur pulau Jawa. Niatan ini muncul setelah Hayam Wuruk mengadakan semedi. Di dalam semedinya itu ia melihat suatu daerah yang potensial untuk  di kembangkan. Daerah tersebut berada di timur ibu kota Majapahit. Diutarakanlah rencana ini kepada Patih Gajah  Mada. Patih yang terkenal dengan sumpah Palapanya itu...

MASYARAKAT 5.0 (SOCIETY 5.0)

Apa itu Masyarakat 5.0? Definisi: "Masyarakat yang berpusat pada manusia untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang sangat mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik." Masyarakat 5.0 diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 sebagai masyarakat masa depan yang harus dicita-citakan oleh Jepang. Ini mengikuti masyarakat berburu (Masyarakat 1.0), masyarakat pertanian (Masyarakat 2.0), masyarakat industri (Masyarakat 3.0), dan masyarakat informasi (Masyarakat 4.0). Mencapai Masyarakat 5.0 Dalam masyarakat informasi (Masyarakat 4.0), berbagi pengetahuan dan informasi lintas bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit. Karena ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan orang, tugas menemukan informasi yang diperlukan dari meluapnya informasi dan menganalisanya adalah suatu beban, dan tenaga kerja serta ruang lingkup tindakan dibatasi karena usia dan berbagai tingkat kemampuan. Juga, karena...