REVOLUSI INDUSTRI 4.0 VS SOCIETY 5.0

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar Revolusi Industri 4.0? Pasti kebanyakan dari anda terbersit Kemajuan Teknologi, Transaksi Digital, Kecerdasan Buatan dan banyak lagi deskripsi luas untuk menggambarkan RI 4.0.

Bagi kalian yang belum banyak mengerti tentang Revolusi Industri 4.0 sekedar mengupas sedikit

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Memanfaatkan Internet of Things (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Dengan komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0.
1. Interoperabilitas (kesesuaian)
2. Transparansi Informasi
3. Bantuan Teknis
4. Keputusan Mandiri


Indonesia akhir-akhir ini masih sibuk membicarakan Revolusi Industri 4.0. Seminggu yang lalu, Senin 21 Januari 2019, Kantor Perdana Menteri Jepang secara resmi meluncurkan "Society 5.0".

Society 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (Human-centered) dan berbasis teknologi (Technology-based) yang dikembangkan oleh Jepang.  Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari Revolusi Industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia. Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence ) akan mentransformasi Big Data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (The Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, dan akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan.


Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Oleh karena nya, akselerasi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)  sudah menjadi keharusan bagi Indonesia agar memiliki "Competitive Advantage" dengan kompetensi global.

(Sumber: Wikipedia dan KH. Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid Paiton)

Komentar