Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia dengan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten berada di Kraksaan.
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah
Tapal Kuda, Jawa Timur. Kabupaten ini dikelilingi oleh pegunungan Tengger,
Gunung Semeru, dan Gunung Argopuro.
Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan
"Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti :
bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti :
menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur,
mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas
(bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.
Tidak hanya itu, Kabupaten Probolinggo
memiliki keindahan alam tersembunyi. Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Kepemudaan dan Olahraga membuat tagline #EndlessProbolinggo yang
menyiratkan bahwa banyak keindahan alam dan budaya yang dapat digali dan
dipromosikan sebagai destinasi wisata tiada akhir. Beberapa dari mereka adalah
Gunung Bromo, Madakaripura Forest Park, Air Terjun Madakaripura, Candi Jabung,
Pantai Bentar, Pantai Duta dan Pulau Gili Ketapang. Untuk keterangan lebih
lanjut berikut informasinya.
TEMPAT
WISATA WAJIB DIKUNJUNGI
Gunung Bromo
Banyak yang beranggapan bahwa kawasan
wisata Gunung Bromo sepenuhnya termasuk dalam wilayah administrasi kabupaten
Malang. Padahal Gunung Bromo notabanenya masuk dalam wilayah administrasi
kabupaten Probolinggo dan sebelah Barat Daya termasuk dalam wilayah kabupaten
Pasuruan.
Dalam mitologi suku Tengger yang mendiami wilayah Bromo, tepatnya di Desa Ngadisari, Dsn. Cemorolawang, kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo, terdapat sebuah upacara adat bernama upacara kasada (Yadnya Kasada). Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Madakaripura Forest Park
Seolah tak mau kalah dengan daerah lain
yang mengembangkan wisata berkonsep gardu pandang dan spot foto selfie,
Kabupaten Probolinggo kini membuka destinasi wisata baru yang bernama
Madakaripura Forest Park. Wilayahnya yang merupakan dataran tinggi membuat
Kabupaten Probolinggo memiliki sejumlah tempat wisata alam yang menarik untuk
dikunjungi.
Madakaripura Forest Park dapat menjadi destinasi wisata alternatif jika Kalian berkunjung ke Gunung Bromo dan Air Terjun Madakaripura karena lokasinya yang tidak seberapa jauh dari kedua wisata tersebut. Di Madakaripura Forest Park ini telah tersedia beberapa spot foto keren seperti spot ayunan, anjungan matahari, dan gardu pandang yang instagramable.
Berlokasi di desa Negororejo, Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo, destinasi wisata baru ini dibuka oleh Perhutani setempat dengan memanfaatkan lokasi yang ada dan swadaya masyarakat. Tujuan pihak Perhutani membuka kawasan wisata ini adalah untuk memperkaya pariwisata Kabupaten Probolinggo serta untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Air terjun Madakaripura
Air terjun Madakaripura terletak di Desa
Negororejo, Kecamatan Lumbang. Air terjun Madakaripura masih termasuk kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk
yang dikelilingi perbukitan yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya,
tiga di antaranya mengucur deras dan membentuk air terjun lagi. Madakaripura
bisa dicapai dari Probolinggo, bisa dari Malang. Kalau dari Probolinggo kita
bisa ikut bus ke arah Tongas. Bilang saja mau ke air terjun Madakaripura pada
pak kondektur atau sopir. Kalian akan berhenti di pertigaan Tongas. Lalu naik
angkot. Jangan lupa nawar biar murah.
Air Terjun Madakaripura terletak di
perbatasan antara Kabupaten Probolinggo dengan Kabupaten Pasuruan. Biasanya,
wisatawan lebih memilih melalui jalur Probolinggo sebab medannya lebih mudah
untuk dilalui. Air terjun Madakaripura berada tepat di Lereng Gunung Bromo
dengan ketinggian 1000 mdpl. Hawa yang sejuk berpadu dengan hijaunya alam
menjadikan siapa saja betah berada di sini.
Dengan
tinggi yang mencapai kurang lebih 200 meter, Madakaripura ditempatkan sebagai
air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia setelah Si
Gura-Gura. Untuk menikmati keindahan Madakaripura kamu perlu menyusuri kawasan
hutan terlebih dahulu. Waktu yang diperlukan kurang lebih 60 menit dengan
berjalan kaki. Tapi tenang saja, kawasan ini sudah dibuka sebagai tempat wisata
serta terdapat pengelolaan yang jelas. Jadi semua aktivitas wisatawan dipantau
oleh pengawas.
Kekhasan
dari air terjun ini adalah bentuk tebing di sekelilingnya yang menyerupai ceruk
sehingga membuat pengunjung seolah-olah berada di dalam botol. Selain itu,
guyuran air di air terjun ini tidak hanya berjumlah satu namun hampir merata di
semua bagian tebing. Hal ini membuat guyuran Air Terjun Madakaripura mirip
dengan hujan. Bagi kamu yang hendak pergi ke sana sebaiknya menggunakan jas
hujan jika tidak ingin bajumu basah.
Dinamakan
Air Terjun Madakaripura karena tempat ini dahulu berada di wilayah tanah
perdikan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun ini juga
dipercaya sebagai peristirahatan dan pertapaan sang patih. Hingga sekarang pun
masyarakat sekitar masih memegang kepercayaan terhadap legenda tersebut.
Tak
jarang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai air terjun abadi. Sebabnya, debit
air di Madakaripura selalu melimpah dan tidak pernah berkurang meskipun pada
musim kemarau. Begitu pula dengan kondisi airnya yang selalu jernih dan segar.
Candi Jabung
Candi Jabung adalah Candi Hindu
peninggalan kerajaan Majapahit. Meski hanya dari bata merah, candi Jabung
terbukti mampu bertahan selama ratusan tahun. Menurut keagamaan, Agama Budha
dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama
Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh
Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi.
Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah
seorang keluarga raja.
Danau
Ranu Agung
Danau Ranu Agung merupakan salah satu
danau terbaik yang dimiliki Jawa Timur, tepatnya Kabupaten Probolinggo. Awal
mula terbentuknya danau ini yaitu disebabkan oleh letusan Gunung Lemongan, yang
hingga kini masih berstatus aktif. Apabila diperhatikan sekilas, memang danau
Ranu Agung ini tampak seperti mangkuk, layaknya bekas kawah.
Suasana di Danau Ranu Agung masih alami, udara di sekeliling danau sangat sejuk, air di dalam danau juga sangat jernih, ditambah lagi tebing tebing tinggi yang berada di sisi danau, membuat danau ini terlihat sangat cantik bak lukisan dalam sebuah pigora.
Tak heran jika setiap wisatawan yang
berkunjung ke danau ini merasa betah dan ingin berlama lama. Sembari menikmati
panorama danau, wisatawan juga dapat melihat gagah nya Gunung Lemongan yang
berdiri menjulang dengan cukup jelas.
Aktivitas seru lainnya yang umumnya dilakukan oleh wisatawan yaitu berkeliling danau dengan menggunakan Perahu Getek. Perahu Getek adalah sebuah perahu kecil rakitan yang terbuat dari bambu, yang dililit sebuah tali hingga membentuk sebuah papan.
Diatas perahu, wisatawan dapat mengambil
objek foto dari berbagai sudut. Dan juga tidak sedikit dari mereka yang
berkunjung ke danau ini foto “selfie” di atas getek di tengah danau.
Tips: Jika naik perahu getek berkeliling
danau sebaiknya lebih berhati hati, karena di bagian tengah Danau cukup dalam. Lokasi
Danau Ranu Agung sedikit tersembunyi, dan tidak seperti tempat wisata pada
umumnya yang dapat di jangkau dengan mudah dengan menggunakan kendaraan
bermotor. Rute yang harus ditempuh cukup menanjak dengan melewati sederetan
hutan belantara.
Di lokasi juga tidak terdapat fasilitas pendukung seperti toilet, musholla, warung dll. Oleh karena itu, wisatawan harus membawa bekal sendiri dari rumah apabila menginginkan makanan dan minuman. Kabar baiknya, dengan tidak adanya bangunan bangunan di sekitar danau, membuat originalitas danau ini tetap terjaga dengan baik.
Sesuai dengan namanya, danau ini terletak di desa Ranu Agung, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dalam perjalanan menuju lokasi, wisatawan akan disuguhi dengan pemkalianngan perbukitan yang indah sehingga perjalanan yang panjang pun terasa tidak melelahkan.
Untuk sampai ke danau ini rute yang dapat di tempuh yaitu: Kota Probolinggo => Kec. Krucil => Kec. Tiris => Desa Ranu Agung => Danau Ranu Agung
Sebaiknya berhati hati jika ingin
berkunjung ke danau ini, karena akses jalan sedikit sempit, terutama ketika
berpapasan dengan kendaraan roda 4. Sempit nya jalan ini dikarenakan oleh tanah
longsor, yang menyebabkan ruas kanan kiri jalan sedikit demi sedikit terkikis.
Pantai
Duta
Probolinggo
terletak di daerah pesisir utara Pulau Jawa, sehingga tak aneh jika Probolinggo
mempunyai tempat wisata berupa Pantai. Saat melewati kota Probolinggo menuju
Banyuwangi lewat Situbondo kalian pasti akan melewati Pantai Duta.
Pantai
Duta ini terletak di Dusun Gilin, Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten
Probolinggo. Wisata ini kembali mencuat kepermukaan karena adanya atraksi baru
untuk para wisatawan yaitu Mangrove Trail dan Ayunan Laut juga Flying Fox
sehingga Pantai Duta disebut-sebut sebagai Gili Trawangan versi Jawa Timur.
Selain itu, ada beberapa hal yang mengejutkan dan menarik tentang Pantai Duta
Probolinggo ini.
Rute
menuju Pantai Duta dari Kota Probolinggo cukup mudah, jika kalian menggunakan
kendaraan pribadi tinggal mengambil arah lurus ke Paiton atau Situbondo
melewati Dringu - Gending – Kraksaan – Jabung (1 Jam perjalanan). Memasuki
daerah Jabung dan melewati papan petunjuk ke Candi Jabung (Utara jalan/Kiri Jalan dari arah kota Probolinggo) akan ada petunjuk jalan menuju Pantai Duta setelah Jembatan
Besar Kembar, ikuti petunjuk jalan tersebut untuk mencapai ke Pantai Duta. Jika
kalian menggunakan kendaraan umum, kalian bias naik Bis yang menuju arah
Situbondo dan turun di depan papan petunjuk jalan Pantai Duta lalu jalan kaki
sejauh 3-4 km atau bisa menghubungi warga sekitar untuk jasa antar (mungkin
saja mereka berkenan).
Pantai Duta menawarkan suasana sejuk dengan pohon-pohon cemara laut (cemara udang) yang tumbuh tinggi lurus ke atas. Tumbuh dalam beberapa baris sehingga sengatan panas matahari tidak membakar kulit ditambah dengan udara pantai yang terasa sejuk ketika kita berada di bawah pohon.
Terdapat
dua zona yang ada di pantai Duta yaitu Zona Rekreasi dimana zona ini terdapat
parkiran kendaraan, tempat persewaan alat renang, gazebo juga tempat kuliner
(ada juga jajanan khas olahan dari mangrove). Zona yang satu lagi merupakan
Zona Konservasi. Untuk memasuki zona ini kita dilarang membawa makanan dan
minuman bahkan minuman yang terlanjur dibawa dari rumah mau tidak mau harus
dititipkan atau ditinggal di gapura masuk Zona Konservasi ini. Di dalam Zona
Konservasi ini masih terdapat deretan rapi pohon cemara laut yang tidak
terlihat sama sekali sampah, bahkan setelah jika kalian telusuri dari ujung
timur ke ujung barat kalian tidak akan menemukan sampah. Ini berkat dari
kegigihan dan perjuangan para pengelola untuk mengkampanyekan peduli lingkungan
selama bertahun-tahun. Pantai Duta seharusnya layak masuk dalam Nominasi Pantai
Terbersih di Jawa Timur.
Di Zona Konservasi terdapat Hutan Mangrove yang dapat kalian nikmati dengan berjalan di atas Track Mangrove Trail. Mangrovenya tidak terlalu tinggi sehingga belum ada naungan untuk menghindari teriknya sinar matahari. Jenis Mangrove yang ada 20 dari 43 jenis mangrove di Indonesia. Dominasi jenis mangrove yang terlihat adalah Rhizophora dan Avicennia.
Probolinggo
merupakan salah satu kota Santri yang ada di Jawa. Bahkan sepanjang jalan
menuju pantai Duta kalian akan melihat beberapa plang pondok pesantren. Salah
satu yang terbesar di Indonesia juga ada di Kecamatan Paiton yaitu Pondok
Pesantren Nurul Jadid dengan jumlah santri 10.000 orang. Pengelolaan Pantai
Suta menerapkan Hadist “Kebersihan sebagian dari Iman”. Oleh karena itu, kalian
jika berkunjung juga harus menjaga kebersihan. Menariknya di Zona Konservasi
terdapat plang papan informasi bertuliskan Asmaul Husna atau 99 nama-nama Allah
SWT yang merupakan kerjasama dengan Santri Mahasiswa yang melakukan KKN di
lokasi tersebut. Karena Pantai Duta juga salah satu Destinasi Wisata yang
menerapkan konsep Halal/SyarÃ. Jadi bagi kalian yang tertarik untuk berkunjung
tetap jaga kebersihan dan perilaku ketika menikmati keindahan yang ada.
Pantai
Bentar
Pantai
Bentar merupakan sebuah pantai utara di Kabupaten Probolinggo yang memiliki
keindahan objek yang sangat mempesona. Karena keindahan objek pemandangan yang
disajikannya, pantai ini cukup terkenal hingga ke luar daerah. Jangan heran
apabila anda berkunjung kesini anda akan menjumpai banyak wisatawan yang bukan
berasal dari Probolinggo.
Tempat Paling favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat ini adalah jembatan kayu sepanjang 50 meter yang menjorok ke tengah laut. Dengan background laut lepas, jembatan kayu ini memang menawarkan spot yang cukup baik untuk “selfie”. Tidak hanya para remaja, bahkan para ibu ibu pun tidak sedikit yang berfoto ria di tempat ini. Fasilitas yang tersedia seperti toilet, tempat parkir, dll sangatlah memadai. Sehingga hal tersebut membuat wisatawan yang menghabiskan liburan di pantai ini merasa nyaman dan betah.
Pantai Bentar dipenuhi dengan pepohonan yang rimbun, sehingga para wisatawan yang merasa kepanasan akibat sinar matahari yang menyengat di siang hari dapat berteduh di sela sela pepohonan tersebut. Selain itu wisatawan yang ingin menikmati jajanan khas Probolinggo juga dapat rehat di warung warung kecil yang berada di area pantai.
Wahana
permainan lain yang juga tidak kalah menarik yaitu menaiki kereta pantai.
Khusus bagi pengunjung yang liburan bersama keluarga dapat mengajak buah hati
nya untuk berkeliling pantai menggunakan kereta ini. Tiket yang harus
dibayarkan ketika hendak naik kereta ini juga relatif murah.
Pantai Bentar terletak di desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Jika anda berangkat dari Banyuwangi Menuju Probolinggo melalui jalur pantura, anda akan melewati pantai ini.
Pulau
Gili Ketapang
Pulau
Gili Ketapang merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di antara pulau Jawa
dan Madura. Pulau ini terletak 5 Mil di tengah laut dari Pelabuhan Tanjung
Tembaga Probolinggo. Sayangnya untuk saat ini belum ada jembatan penghubung
yang menghubungkan kedua pulau tersebut. Selain itu juga masih belum tersedia
kapal penumpang yang beroperasi ke wilayah tersebut. Namun demikian, apabila
wisatawan ingin berkunjung ke pulau tersebut, wisatawan dapat menggunakan kapal
motor kecil untuk sampai kesana. Jumlah dari perahu motor tersebut pun masih
sangat terbatas.
Karena
lokasi nya yang agak sedikit sulit dijangkau membuat pulau cantik ini sangat
sepi, alias belum banyak pengunjung yang singgah. Mayoritas penduduk yang
menghuni pulau ini sebagian besar adalah keturunan Madura yang berprofesi
sebagai nelayan. Ombak pantai di pulau ini cukup tenang, di lengkapi dengan
hamparan pasir putih yang membentang luas, warna air laut yang nampak biru,
serta warga setempat yang ramah membuat suasana Wisata pulau Gili Ketapang
terasa sangat damai dan menyenangkan.
Ada satu hal yang agak di sayangkan, yaitu banyaknya sampah yang berserakan tepat di bibir pantai. Kehadiran sampah sampah ini selain mengganggu pemkalianngan, juga dapat merusak kelestarian pulau ini. Di tambah dengan piaraan kambing milik warga yang berada di tepi pantai, terkadang membuat pengunjung merasa sedikit kurang nyaman. Menurut beberapa warga setempat, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Asal
asal pulau ini tidak terlepas dari mitos masyarakat yang mengatakan bahwa pulau
tersebut dapat bergerak hingga ke tengah laut. Pulau ini pada mula nya
berlokasi di satu daratan yang sama dengan daratan yang ada di Desa Ketapang.
Kemudian, setelah peristiwa meletusnya Gunung Semeru, daratan yang ada di Desa
Ketapang itu pun akhirnya terbelah dan terpisah satu sama lain. Salah satu
daratan yang terpisah ini membentuk pulau pulau kecil dan salah satu nya yaitu
Pulau Gili Ketapang ini. Pulau tersebut
bergerak ke tengah laut hingga sejauh 5 Mil.
Secara administratif, pulau ini masih termasuk dalam Kabupaten Probolinggo. Untuk lokasi tepatnya wisata ini berada di Desa Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Sedangkan untuk rute penyeberangan dimulai dari pelabuhan Tanjung Tembaga. Lama waktu penyeberangan ini kurang lebih memakan 1 jam.
Komentar
Posting Komentar