Langsung ke konten utama

Pancasila: Benarkah dilahirkan atau hanya reinkarnasi?

Kitakah Pancasila ?
Kitakah Indonesia ?

Indonesia sebagai negara penganut demokrasi dan berdaulat sejak 1945 ketika Indonesia memilih untuk merdeka BUKAN dimerdekakan. Maknanya adalah bahwa sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang menyerukan 'Kemerdekaan adalah hak segala bangsa" sebagai komitmen bangsa kita untuk mengecam segala bentuk penindasan dan penjajahan. Kemerdekaan Indonesia bukan sebuah hadiah yang diperoleh atas pemberian dan belas kasih pihak lain  melainkan sebuah perjuangan dan pengorbanan berdarah selama lebih dari 3 abad. 

Indonesia telah banyak belajar arti sebuah kesetiaan dan kejujuran dalam perjuangan, Indonesia telah ditempa dan dihadapkan dengan berbagai macam tirani yang menjadikan kita Indonesia bangsa yang kuat, namun tidak sedikit dari kita,  Warga Negara Indonesia, belum sepenuhnya mampu memaknai Nilai-nilai luhur bangsa ini. Sehingga menjadi urgen untuk flash back sejarah bagaimana Pancasila lahir dan menjadi azas negara terbesar keempat di dunia dengan total populasi lebih dari 260 juta jiwa.

Sebagaimana Ir. Seokarno, Presiden pertama dan Sang Proklamator, katakan "Sekarang banyak prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima bilangnya. Namun bukan panca dharma, tetapi saya namakan ini dengan dengan petunjuk seseorang teman ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi."

Oleh karena itu, Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut. Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur nasional.

Tentu kita tahu bahwa Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara yang kita cintai ini, Indonesia. Pancasila di ambil dari bahasa Sanskerta: pañca yang berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas atau dasar. Pancasila disusun dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai pedoman kehidupan untuk kita rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adapun kelima sila dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hari Pancasila merupakan hari lahirnya Pancasila sebagai satu-satunya ideologi dan dasar negara yang hanya dimiliki oleh Indonesia di dunia ini. Pancasila adalah kebanggaan negeri dan rakyat Indonesia.
Pancasila itu keberagaman, keberagaman yang merupakan refleksi bangsa yang heterogen. Keunikan yang dihormati bahkan disegani oleh dunia. Saya Indonesia. Saya Pancasila. Tidak ada lagi tawar-menawar.

Dengan lahirnya Pancasila, kita memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan cita-cita luhur pendiri bangsa, jangan sampai pancasila hanya menjadi legenda semata yang dewasa ini sudah mulai luntur karena isu radikalisme, terrorisme dan separatisme yang seakan-akan lupa perjuangan para pahlawan kita. Sehingga Pancasila seakan perlu bereinkarnasi menjadi wajah baru dengan nilai yang sama untuk kita perkenalkan kembali kepada generasi Milenial agar kelak mereka memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan tidak mudah diprovokasi oleh ajaran dan paham yang ingin memecah belah bangsa ini.

Kita harus sadar akan keberagaman kita,  meskipun beda Agama, beda Bahasa, beda Warna Kulit, Tapi tetap satu dalam Jiwa Indonesia dan Semangat Pancasila.
Mari bersama kita tangguhkan semangat kebhinnekaan. Jaga kesatuan dan persatuan NKRI. Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila itu ideologi bangsa dan negara. Ideologi bangsa untuk semua, bukan golongan tertentu saja. Ideologi kita yang satu dan mempersatukan kita yang berbeda-beda.

Mari jadikan Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila, kita dimampukan untuk semakin membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan internalisasi Nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Lewat Pancasila, kita yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa dan agama dapat bersatu dalam satu atap, Indonesia. Saya atas nama Rakyat Indonesia mengucapkan Selamat Memperingati Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2018.

Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
NKRI Harga Mati!!! 


Pare, 01 Juni 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

'Kitab' Sutasoma, Asal Muasal 'Bhinneka Tunggal Ika'

Kakawin Sutasoma - Indonesia Space Research Mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengenal betul asal muasal Bhinneka Tunggal Ika, sebuah slogan yang fenomenal dan selalu menjadi rujukan serta pengingat kita untuk tetap bersatu dalam keberagaman bangsa ini. Dalam artikel kali ini, saya telah mengutip dari berbagai referensi yang mengupas tentang Asal Muasal Bhinneka Tunggal Ika. Enjoy Reading Everyone...! Indonesia punya semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' yang memiliki arti 'berbeda-beda tetapi tetap satu'. Semboyan itu menjadi moto bangsa Indonesia yang melambangkan persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Sebenarnya frasa 'Bhinneka Tunggal Ika' telah tercipta jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan penciptanya pun bukan seorang pejuang kemerdekaan. 'Bhinneka Tunggal Ika' adalah sebuah frasa yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma. Kakawin sendiri berarti syair dengan bahasa Jawa kuno. Kakawin Sutasoma merupakan karangan Mpu T...

CANDI JABUNG: PENINGGALAN RAJA HAYAM WURUK, RAJA MAJAPAHIT

RAJA Hayam Wuruk yang bergelar Sri Raja sanagara naik takhta kerajaan Majapahit di usia belia, yakni 16 tahun. Informasi yang di himpun dari berbagai sumber menyebutkan, Empu Prapanca dalam kitabnya Negarakertagama mengatakan wilayah Majapahit sangat luas. Pada masa Hayam Wuruk, kebudayaan dan kesusastraan berkembang pesat. Sejumlah candi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan  di bangun. Misalnya, Candi Penataran, Candi  Tikus, Candi Sawentar, dan Candi Bujang Ratu. Termasuk Candi Jabung yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo. Dikisahkan, beberapa bulan setelah dinobatkan menjadi raja, Hayam Wuruk berniat mengunjungi wilayah kekuasaannya di timur pulau Jawa. Niatan ini muncul setelah Hayam Wuruk mengadakan semedi. Di dalam semedinya itu ia melihat suatu daerah yang potensial untuk  di kembangkan. Daerah tersebut berada di timur ibu kota Majapahit. Diutarakanlah rencana ini kepada Patih Gajah  Mada. Patih yang terkenal dengan sumpah Palapanya itu...

MASYARAKAT 5.0 (SOCIETY 5.0)

Apa itu Masyarakat 5.0? Definisi: "Masyarakat yang berpusat pada manusia untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang sangat mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik." Masyarakat 5.0 diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 sebagai masyarakat masa depan yang harus dicita-citakan oleh Jepang. Ini mengikuti masyarakat berburu (Masyarakat 1.0), masyarakat pertanian (Masyarakat 2.0), masyarakat industri (Masyarakat 3.0), dan masyarakat informasi (Masyarakat 4.0). Mencapai Masyarakat 5.0 Dalam masyarakat informasi (Masyarakat 4.0), berbagi pengetahuan dan informasi lintas bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit. Karena ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan orang, tugas menemukan informasi yang diperlukan dari meluapnya informasi dan menganalisanya adalah suatu beban, dan tenaga kerja serta ruang lingkup tindakan dibatasi karena usia dan berbagai tingkat kemampuan. Juga, karena...